Alhamdulillah, kita bersyukur kehadirat Allah SWT atas hadirnya bulan Ramadhan yang mulia
ditengah-tengah kita, bulan yang diliputi kemuliaan dan janji-janji pengampunan. Semoga kita
benar-benar mampu mengisinya dengan amal kebaikan yang istiqomah. Sholawat dan salam
marilah kita sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW sang junjungan, yang senantias
menjadikan Ramadhan bulan penuh dengan amalan siang dan malam. Marilah kita berusaha
mencontoh beliau dalam setiap langkah meniti hari di bulan Ramadhan yang mulia ini.
Kita sudah meniti hampir sepertiga dari bulan Ramadhan ini, marilah kita kembali menguatkan
diri dan memotivasinya agar tak lengah dan tak surut dalam beramal mengisinya dengan amal
kebaikan. Karena sesungguhnya manusia diciptakan dalam kondisi yang lemah. Wa khuliqol
insaaanu dhoiifaa … (QS An-Nisa 28). Karena itulah terkadang semangat mengisi Ramadhan hari
pertama berbeda dengan hari kelima, keenam dan seterusnya. Kian hari terlihat kian surut.
Bahkan naudzubillah, ada yang ‘menyelesaikan’ Ramadhan dalam hatinya begitu melewati
sepertiga Ramadhan. Ramadhan terasa sudah usai, dan ia kembali dalam kesibukan dan
rutinitas hariannya sebagaimana sebelum Ramadhan. Maka kitapun menjadi saksi bagaimana
hari-hari kesebelas dan seterusnya, barisan sholat tarawih di masjid mulai menyusut ke depan.
Yang terlihat istiqomah hanya mereka yang memang senantiasa menjadi memakmurkan masjid
pada hari-hari diluar Ramadhan.
Jamaah sekalian rahimakumullah …
Untuk menjaga kualitas dan kontinyuitas amal kita dalam bulan Ramadhan ini, marilah kembali
mengingat janji Allah yang dijanjikan kepada kita, khususnya yang berkaitan dengan ibadah
puasa yang kita jalani ini. Dengan menghayati apa saja yang akan diberikan Allah SWT kepada
kita, maka insya Allah puasa kita akan terasa ringan, sebagaimana kitapun akan lebih
bersemangat dalam menjalankan amal kebaikan lainnya di dalam Ramadhan. Mari kita lihat
kembali bagaimana sesungguhnya fasilitas yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada
mereka yang berpuasa dengan baik di bulan Ramadhan ini.
Pertama : Ampunan di sisi Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang kita sama-sama sering mendengarnya disampaikan
para muballigh dalam hari-hari ini. Hadits yang singkat tetapi mempunyai nilai motivasi yang
kuat bagi kita : “ Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan penuh pengharapan,
maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu “ (HR Bukhori Muslim).
Siapa yang tidak bergembira mendapatkan ampunan dari setiap dosa ? Karena sungguh setiap
kita tidaklah berjalan di atas muka bumi ini kecuali dengan memanggul dosa yang terus
bertambah setiap harinya, tanpa kita sadari. Ibaratnya tahanan, maka puasa akan menjadikan
kita mendapatkan remisi pembebasan dari neraka. Amin allahumma amiin. Tentunya dengan
dua syarat yang telah disebutkan begitu jelas dalam hadits tersebut, yaitu : dengan penuh
keimanan dan pengharapan. Berpuasa dengan sepenuh keikhlasan dan keyakinan, serta
mengharap pahala yang agung di sisi Allah SWT, karena itulah ia senantias menjaga kualitas
puasanya dari hari ke hari. Menjaganya agar tidak terkotori dengan noda-noda yang akan
mengurangi nilai pahalanya.
Kedua : Bau mulut yang Wangi
Fasilitas kedua yang diberikan Allah SWT kepada orang yang berpuasa adalah, bau mulut kita
menjadi begitu semerbak mewangi di akhirat nanti. Rasulullah SAW bersabda :
“ sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi disisi Allah subhanahu wa ta’ala
daripada wangi minyak kesturi” (HR Bukhori)
Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya mengapa hal semacam ini menjadi kekhususan
tersendiri di sisi Allah SWT. Mengapa persoalan bau mulut sampai diungkit dalam janji Allah
SWT kepada hamba-Nya yang berpuasa ?. Marilah kita lihat janji ini sebagai isyarat bahwa
apapun yang terkait orang yang berpuasa sungguh akan dihargai oleh Allah SWT, bahkan
sekalipun yang terkait dengan bau mulut. Logika sederhananya adalah, jika bau mulut saja
sudah begitu diperhatikan dan dihargai, maka bagaimana dengan hal-hal lain seputar orang
berpuasa ? Keringatnya dalam menahan panas, perjuangannya menahan lapar, tentulah ini
semua juga akan berujung kebaikan demi kebaikan di akhirat nanti. Amin allahumma amiin …
Ketiga : Mendapatkan Syafaat dengan Puasanya
Hal keempat yang akan didapatkan oleh orang berpuasa di akhirat nanti adalah syafaat atau
pembelaan dari amal puasanya. Sebagaimana jelas disebutkan Rasulullah SAW dalam haditsnya
“Puasa dan al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada Hari Kiamat. Puasa
berkata, ‘Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwatnya di siang hari,
maka izinkan aku memberi syafa’at kepadanya.’ Al-Qur`an berkata, ‘Aku telah menghalanginya
dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafa’at kepadanya” (HR Ahmad)
Subhanallah .. puasa dan bacaan Al-Quran akan berubah menjadi pembela-pembela kita di
akhirat nanti. Memperjuangkan kita dengan memberikan syafaat agar kita terhindar dari fitnah
dan siksa perhitungan akhirat. Karena bisa jadi ada amal-amal kebaikan yang belum sempurna
tertunaikan, atau dosa yang belum sepenuh terlebur, maka syafaat senantiasa masih kita nantinantikan,
dan ternyata salah satunya bisa berasal dari amal puasa kita.
Keempat: Pintu Surga khusus “Arroyan” bagi orang yang berpuasa
Dalam sebuah hadits yang panjang Rasulullah SAW memberitahukan kepada kita kemuliaan lain
dari orang yang berpuasa , beliau menyebutkan dengan lisannya yang mulia :
“
Sesungguhnya di
surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa
akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu
tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’
Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui
pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada
lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.”(HR Bukhori Muslim)
Jelas sekali bahwa ibadah puasa mempunyai kedudukan tersendiri yang begitu mulia, hingga
bagi mereka yang gemar berpuasa dan sukses dalam puasa Ramadhannya mendapatkan pintu
khusus yang disebut dengan Arroyan. Tentunya kita semua berharap bisa memasuki pintu surga,
dan bisa jadi insya Allah melalui pintu Arroyan yang dijanjikan kepada ahlu shoum …. Amiin
allahumma amiin …
Kelima : Kegembiraan Bertemu Allah SWT.
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia
berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. (HR Bukhori)
Kegembiraan di kampung akhirat berikutnya adalah kesempatan berjumpa dengan Allah SWT.
Sungguh sebenarnya inilah puncak dari kebahagiaan dan janji Allah kepada orang yang
berpuasa, yaitu mendapatkan kemuliaan tersendiri bertemu dengan Allah azza wa jalla. Amal
puasa kita ternyata bisa menjadi tiket tersendiri untuk mendapatkan impian setiap mukmin
sejati ini.
Akhirnya, tiada kata lagi setelah ini kecuali marilah bersama kita lanjutkan program Ramadhan
dan ibadah puasa kita dengan terus menjaga semangat dan kekhusyukannya. Jangan ada lagi
semangat yang mengendur di tengah Ramadhan, apalagi lalai dalam mengisi Ramadhan dengan
kebaikan dan menyibukkan diri dengan persiapan mudik dan lebaran. Mari kita tuntaskan
Ramadhan dengan sepenuh kesungguhan dan harapan akan janji-janji Allah sebagaimana telah
disebutkan. Semoga Allah SWT memudahkan.
- Miskin iman, Miskin Ilmu, Miskin harta - 27/02/2019
- KEKUATAN BADAN, CIRI KHAS MUKMIN YANG ALLAH CINTAI - 25/02/2019
- Sebab Tidak Mendapat Manfaat Ilmu - 08/12/2018
Tinggalkan komentar