Perintah untuk Berakhlak Mulia; Sebagai agama sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tentunya Islam tidak melewatkan pembahasan akhlak dalam ajarannya.
Begitu banyak dalil dalam al-Qur’ân maupun Sunnah yang memerintahkan kita untuk berakhlak mulia. Di antaranya:
Firman Allah Azza wa Jalla tatkala memuji Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur [QS. al-Qalam : 4]
Juga sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Pergaulilah manusia dengan akhlak mulia [HR. at-Tirmidzi no. 1987 dari Abu Dzar, dan beliau menilai hadits ini hasan shahih]
Jadi Apa itu Akhlak Mulia?
Banyak definisi yang disampaikan Ulama. Definisi yang cukup mewakili adalah:
بَذْلُ النَّدَى وَكَفُّ الْأَذَى وَاحْتِمَالُ الْأَذَى
Akhlak mulia adalah berbuat baik kepada orang lain, menghindari sesuatu yang menyakitinya dan menahan diri ketika disakiti. (Lihat Ikhtiyar al-Ula fi Syarh Hadits al-Mala’ al-A’la karya Imam Ibn Rajab, sebagaimana dalam Majmu’ Rasa’il al-Hafizh Ibn Rajab al-Hambali IV/44)
Dari definisi di atas kita bisa membagi akhlak mulia menjadi tiga macam:
- Melakukan kebaikan kepada orang lain. Contohnya: berkata jujur, membantu orang lain, bermuka manis dan lain sebagainya.
- Menghindari sesuatu yang menyakiti orang lain. Contohnya: tidak mencela, tidak berkhianat, tidak berdusta dan yang semisal.
- Menahan diri tatkala disakiti. Contohnya: tidak membalas keburukan dengan keburukan serupa.
Lantas Apa Maksud Dakwah dengan Akhlak?
Sebagian kalangan masih menganggap dakwah hanya berbentuk penyampaian materi secara lisan.
Padahal sebenarnya dakwah meliputi aspek lainnya juga; semisal praktek nyata, memberi contoh amalan, dan akhlak mulia, atau yang lazim dikenal dengan dakwah bil hâl. Bahkan justru yang terakhir inilah yang lebih berat dibanding dakwah dengan lisan dan lebih mengena sasaran. (Munthalaqat ad-Da’wah wa Wasa’il Nasyriha, Hamd Hasan Raqith (hal. 97-99))
Banyak orang yang pintar berbicara dan menyampaikan teori dengan lancar, namun hanya sedikit yang menjalankan ucapannya dalam praktek nyata. Di sinilah terlihat urgensi adanya qudwah hasanah (potret keteladanan yang baik) di tengah masyarakat, yang tugasnya adalah menerjemahkan teori-teori kebaikan dalam amaliah nyata, sehingga teori tersebut tidak selalu hanya terlukis dalam lembaran-lembaran kertas. (It-haf al-Khiyarah al-Maharah fi Ma’rifah Wasa’il at-Tarbiyah al-Mu’atsirah , Ummu ‘Abdirrahman binti Ahmad al-Jaudar hlm. 14)
Jadi, dakwah dengan akhlak mulia maksudnya mempraktekkan akhlak mulia sebagai sarana untuk mendakwahi umat manusia kepada kebenaran.
- Inilah Pimpinan Harian PCPM Ponjong 2023-2027 - 20/07/2024
- Semangat, Yakin dan Fokus - 04/09/2017
- Rumah untuk Pak AR Fachrudin - 13/01/2017
Tinggalkan komentar