Segala puji hanyalah bagi Allah semata, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada
nabi junjungan kita : Muhammad SAW, yang senantiasa kita harap syafaatnya pada hari kiamat
kelak. Begitu pula kepada para sahabat dan keluarga beliau yang mulia, serta seluruh pengikut
risalahnya hingga akhir nanti.
Sesungguhnya bulan Ramadhan yang mulia ini akan terasa begitu singkat. Hari-harinya akan
berlalu begitu cepat, meninggalkan kita penuh penyesalan jika tidak segera tersadar untuk
mengisinya dengan berbagai kebaikan. Isyarat begitu dalam tentang hari-hari Ramadhan kita
dapatkan setelah ayat perintah kewajiban berpuasa, dimana Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orangorangsebelum kamu agar kamu bertakwa,“ (QS Baqoroh 183)
Hanya beberapa hari tertentu saja, karena ia tidak akan lebih dari 29 atau 30 hari. Karenanya,
tanpa mengetahui seluk beluk dan keutamaan ragam amal dalam Ramadhan, bisa jadi
Ramadhan yang singkat akan benar-benar berlalu begitu saja, nyaris tanpa amal dan kenangan
yang berarti. Naudzubillah tsumma naudzu billah …
Setidaknya ada lima kunci sukses Ramadhan, yang jika kita menjalankannya dengan baik , insya
Allah akan menjadikan Ramadhan kita lebih berharga, lebih terasa, dan lebih berkah insya Allah.
Dengan lima hal tersebut, kita bisa meniti hari-hari Ramadhan dengan dipenuhi amal yang baik
dan disyariatkan. Adapun lima hal tersebut adalah :
Pertama : Menghayati Hikmah dan Manfaat Puasa bagi Kita
Jika seorang memahami maksud, hikmah dan manfaat dari apa yang dilakukan, maka tentulah ia
akan menjalankannya dengan ringan dan senang hati. Maka begitu pula seorang yang berpuasa,
ketika ia benar-benar mampu menghayati hikmah puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini
akan dijalani dengan penuh kekhusyukan dan hati yang ringan. Diantara hikmah puasa antara
lain adalah : Menjadi madrasah ketakwaan dalam diri kita, sebagaimana isyarat Al-Quran ketika
berbicara kewajiban puasa, yaitu la’allakum tattaqun .. agar supaya engkau bertakwa. Hikmah
puasa yang lain adalah menggugurkan dosa-dosa kita yang terdahulu, sebagaimana disebutkan
dalam banyak riwayat seputar keutamaan ibadah puasa Ramadhan. Hikmah puasa berikutnya
tentu saja menjadikan kemuliaan tersendiri bagi yang menjalaninya saat hari kiamat nanti.
Jangankan amal ibadahnya, bahkan bau mulut orang yang berpuasa pun menjadi tanda
kemuliaan tersendiri di akhirat nanti. Subhanallah, Rasulullah SAW bersabda :
“ Sungguh bau mulut orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Allah SWT dari aroma kesturi “
(HR Bukhori).
Dengan memahami hikmah puasa yang begitu besar dan mulia bagi diri kita, maka insya Allah
membuat kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari Ramadhan kita.
Adapun langkah sukses Ramadhan yang Kedua adalah : Mengetahui fiqih dan aturan-aturan
dalam Ibadah Puasa. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :
“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu)
“. (HR Ibnu Majah).
Hadits diatas menegaskan kepada kita tentang urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah
satu syarat diterimanya ibadah adalah ittiba atau sesaui aturan dan sunnah Rasulullah SAW.
Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini mempunyai kekhususan dalam aturan
fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Para ulama pun menjadikan bab puasa sebagai
pembahasan khusus dalam kitab fiqhnya. Kita perlu mengkaji ulang, bertanya dan mempelajari
apa-apa yang belum sepenuhnya kita yakini atau kita ketahui. Agar kita mampu menjalani
ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Hal yang penting kita ketahui utamanya
tentang apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka
dan apa konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari ini untuk kembali mengkaji fiqh
seputar puasa. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah ilmu ibadah yang mulia.
Langkah Kedua : Menjaga Puasa kita agar tetap utuh pahalanya
Yang dimaksud menjaga puasa kita adalah upaya untuk menjadikan pahala puasa kita utuh. Dua
cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah
puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan hikmah puasa. Adapun sunnahsunnah
puasa, antara lain adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang
sederhana ini adalah bagian dari kemudahan dan keindahan syariat Islam. Kita diminta
mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian. Begitu pula kita
diminta menyegerakan berbuka, sebagai kebutuhan fitrah manusia yang harus diperhatikan.
Sunnah puasa lainnya adalah dengan berdoa sebelum dan saat berbuka, serta berbuka dengan
seteguk air. Semoga sunnah yang sederhana ini bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pahala
puasa kita.
Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala sikap dan tindakan yang akan mengurangi
keberkahan puasa kita, seperti : marah tiada guna, emosional, berdusta dalam perkataan,
ghibah, maupun kemaksiatan secara umum. Hal-hal semacam di atas, selain dilarang secara
umum bagi seorang muslim, juga akan mempengaruhi kualitas puasanya di hadapan Allah SWT.
Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada kita :
Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali
hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan
apa-apa selain begadang saja (HR An-NAsai)
Mari kita mengambil pelajaran dari hadits di atas, untuk kemudian meniti hari-hari ramadhan
kita dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan. Siapapun kita tidak akan pernah rela jika
hanya mendapat lapar dahaga saja di bulan mulia ini.
KeTiga : Menghias Puasa kita dengan Ragam Amal yang disyariatkan dalam Ramadhan
Sesungguhnya ibadah dalam bulan Ramadhan bukan hanya puasa saja. Tetapi banyak ragam
ibadah yang juga disyariatkan dalam bulan penuh berkah ini. Mari kita menghias Ramadhan
dengan ibadah-ibadah mulia tersebut, agar ramadhan sebagai madrasah ketakwaan benarbenar
hadir dalam hidup kita. Rasulullah SAW telah memberikan contoh pada kita bagaimana
beliau menghias hati-hati Ramadhannya dengan : Tadarus Tilawah, memperbanyak sedekah,
sholat tarawih, memberi hidangan berbuka, bahkan juga I’tikaf di masjid pada sepuluh hari yang
terakhir. Jika kita ingin merasakan Ramadhan yang berbeda dan begitu bermakna, tentu menjadi
penting bagi kita untuk menghias Ramadhan kita dengan amal ibadah tersebut. Keberkahan
Ramadhan akan begitu terasa paripurna dalam hati kita. Amin Allahumma Amiin …
Langkah keempat adalah : Mempertahankan atau menjaga semua
amal dengan istiqomah hingga akhir Ramadhan.
Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang.
Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin ‘berguguran’ dalam perlombaan
Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut
sedikit demi sedikit seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan. Karenanya, merupakan hal yang
tidak bisa dibantah adalah jika kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita
menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga akhir Ramadhan tiba. Syariat kita yang indah pun
seolah memberikan motivasi di ujung ramadhan, agar kita bertambah semangat dalam
beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun
menjalankan I’tikaf untuk menutup bulan keberkahan ini. Beliau juga bersungguh-sungguh di
penghujung Ramadhan. Ibunda Aisyah menceritakan kepada kita :
adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam,
membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan Muslim
Akhirnya, marilah kita berusaha menjalankan lima kunci sukses Ramadhan di atas, agar usaha
kita mendapatkan keberkahan dan kesuksesan Ramadhan benar-benar terarah dengan baik dan
optimal. Semoga Allah SWT memudahkan dan memberikan kekuatan kepada kita
Fastabihul khairat
- Miskin iman, Miskin Ilmu, Miskin harta - 27/02/2019
- KEKUATAN BADAN, CIRI KHAS MUKMIN YANG ALLAH CINTAI - 25/02/2019
- Sebab Tidak Mendapat Manfaat Ilmu - 08/12/2018
Tinggalkan komentar