Sebuah Pesan singkat unik padat tapi sangat pas ditengah Pandemi, Tulisan dari Saudara kita AMM Gunungkidul yang kebetulan menjadi Tenaga Medis di RSUD Wonosari, monggo disimak. Sareh, Sumeh, Semeleh; Pesan Petugas Medis Kader Muhammadiyah Hadapi Covid-19
WABAH INI MENGUBAH RENCANA CANTIK KITA BEBERAPA HARI KE DEPAN
Covid-19 telah datang, memaksa kita untuk mengubah banyak hal, dari kebiasaan kita sehari-hari, hingga rencana yang telah kita susun cantik.
Faktanya memang sangat menakutkan, berujung maut bagi tubuh-tubuh yang tidak mampu bertahan. Menakutkan, karena penularannya begitu cepat dan tanpa menunjukkan tanda gejala yang khas sejak awal.
Covid-19 menginfeksi paru-paru, organ yang menyediakan oksigen untuk setiap sel dalam tubuh kita, melalui droplet. Semburan mungkin cukup menggambarkan tentang droplet, bisa berupa batuk, bersin, bahkan ketika bicara sampai muncrat.
Secara langsung bisa terjadi bersamaan penularannya, misal ketika penderita sedang batuk berada pada jarak lontaran droplet seseorang sedang menarik napas, virus langsung masuk melalui pintu utama dengan jalur prestasi. Secara tidak langsung juga bisa terjadi, misalnya ketika penderita sedang batuk menutup dengan telapak tangannya, kemudian telapak tangan digunakan untuk membuka pintu, orang berikutnya yang memegang handle pintu telah mendapatkan virus di tangannya. Maka ketika orang itu menyentuh wajah atau malah ngupil, virus masuk ke jalan napas melalui bantuan orang dalam.
Tidak semua orang akan merespon infeksi virus ini dalam tubuhnya. Beberapa bahkan tidak mampu diinfeksi karena kondisi bugar atau virus sudah terlalu letoy setelah kelamaan menunggu di handle pintu. Beberapa akan berhasil diinfeksi, tapi daya tahan tubuhnya cukup tangguh, hingga tanda gejala tidak muncul. Kemudian, ada yang sebelumnya memang sudah menggunakan daya tahan tubuh sepanjang usianya yang kini telah renta, atau sudah memasuki usia degeneratif dengan penyakit khasnya, sangat mudah diinfeksi.
Mulai sesak napas, batuk, demam, dan kondisinya semakin memburuk. Sialnya, semua yang terkontaminasi virus ini bisa menularkan pada orang lain, mulai dari yang sekedar dihinggapi, tanpa gejala, hingga yang semakin memburuk kesehatannya.
Obat dan vaksin untuk melawan Novel Corona Vorus 2019 (nCov-19) ini bisa dikatakan belum ada. Kalaupun ada, angka keberhasilannya masih perlu diujikan. Kalaupun ada dan manjur, barangnya tidak terjangkau dari lingkungan kita. Upaya terbaik yang bisa kita lakukan adalah MEMUTUS MATA RANTAI PENULARAN, dengan cara mengkarantina diri selama masa inkubasi sekurangnya 14 hari, rajin mencuci tangan 6 langkah pakai sabun di air mengalir, patuh etika batuk/bersin, menjaga jarak bila harus berinteraksi sosial minimal satu meter, meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi seimbang, dan olah raga teratur.
SOCIAL DISTANCING
nCov-19 yang menyebabkan Covid-19 ini memiliki masa inkubasi selama 14 hari. Daya tahan tubuh yang baik dapat memusnahkan virus ini, kebanyakan yang menunjukkan gejala hanya perlu Paracetamol untuk mengatasinya. Tapi, penularan masih akan terjadi bila ada interaksi yang menjadi transmisi. nCov-19 akan membiakkan diri pada inang baru. Kalau kontaminasi ini sampai pada tubuh yang memiliki daya tahan tendah, cukup berat bagi tubuh untuk menghadapinya sendiri, pertolongan di Rumah Sakit diperlukan.
Transmisi atau kontaminasi nCov-19 ini yang perlu kita hentikan. Jadi, semua akan ditumpas oleh tubuh-tubuh bugar kaum muda, dengan menggagalkan pembiakannya pada tubuh lain. Selama masa inkubasi, tidak ada kesempatan bagi nCov-19 untuk membiakkan diri di pada inang baru, dengan memenjaranya dalam satu tubuh terahir tempat dia hinggap, kemudian lenyap. 14 hari menjadi kunci berhentinya infeksi.
14 hari menjadi beban yang harus ditanggung untuk tidak keluar rumah. Padahal, kemarin baru saja kita susun rencana cantik untuk piknik, berkelana menemukan tempat baru yang akan kita rekam dan unggah di medsos dengan musik latar Sunday Best, atau membuat kompilasi kekonyolan teman-teman dan diberi musik latar ost Sinchan. Terpaksa semua kita tahan. 14 hari ini kita perlu merenungkan, ide baru untuk konten yang lebih segar. Bisa saja trend berikutnya akan dimulai dari kita, dan bukan sekedar meniru yang sudah ada.
Ekonomi tentu akan lesu, sebagai konsekuensi kita membatasi berkarya di luar sana. Banyak yang selama ini menerima upah harian, akan terdampak langsung. Maka ini menjadi saluran bagi jiwa sosial kita yang tubuhnya sedang terkurung. Bagi yang mampu, ayok bantu. Mulai dari sembako, hingga kebutuhan susu dan popok bayi. Kita sudah pernah berhasil menghadapi bencana alam dengan demikian mesra, dan sekarang bencana wabah penyakit datang.
Keberhasilan kita memenjara virus dan memusnahkannya dalam tubuh kaum muda, tergantung kemampuannya mengkarantina diri. Orang kaya bisa tertib di dalam rumah, tapi ketika saudara kita penerima upah harian masih harus mencari makan untuk keluarganya sehari ini dengan keluar rumah, tetap saja keberhasilan memusnahkan virus berat dicapai. Ayok salurkan melalui lembaga-lembaga sosial yang sudah mulai bergerak sejak sekarang. Para relawan yang terproteksi dengan baik, akan menyampaikan pesan kepedulian kita pada kebersamaan, dari kita untuk semuanya.
Kita pasti bisa selesaikan soal ujian ini dengan cepat. Eyang Buyut dulu pernah menghadapi wabah mematikan yang lebih parah dari ini, dan mereka berhasil. Buktinya masih bisa beranak pinak sampai generasi kita. Kita memiliki genetik survival kolektif yang otentik tertanan dalam sumsum tulang belakang.
Ayok hadapi bareng-bareng, walau tanpa kumpul-kumpul. Kita jalani rencana yang lebih cantik dan mesra, dimulai dengan menahan rindu ingin jumpa.
Bintara Bayu Aji, A.Md.
Teman medsosmu yang terbungkus baju hazmat
Dilansir dari sebuah status Facebook milik Bintara Bayu Aji. Seorang Petugas Medis RSUD Wonosari – Komandan KOKAM Kabupaten Gunungkidul Periode 2014-2019
Tinggalkan komentar