Nasihat, Wasiat dan Pesan Kiai Ahmad Dahlan Tahun 1923

Di tengah-tengah sakitnya yang semakin parah diawal tahun 1923, Kiai Ahmad Dahlan memberikan beberapa nasihat dan wasiat. Uraian terinci nasehat dan wasiat itu ialah sebagaimana berikut ini:

Kemunduran Umat

Sebagian besar pemeluk Islam sudah terlalu Jauh meninggalkan ajaran Islam yang membuat Islam mengalami kemunduran. Tapi kemunduran umat Islam itu disebabkan kemerosotan akhlak sehingga penuh ketakutan seperti kambing dan tidak lagi memiliki kcberaninn seperti harimau.

Melihat keadaan demikian, Kiai Dahlan berkata:

“Karena itu aku terus memperbanyak amal dan berjuang bersama anak-anakku sekalian untuk menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok. Kusadari bahwa menegakkan akhlak dan moral serta berbagai persoalan Islam yang sudah bengkok”

Memang merupakan tugas berat dan sulit. Kiai melanjutkan:

“Namun demikian, jika kita terus bekerja dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insya Allah Tuhan akan memberi jalan dan pertolongan-Nya akan segera tiba.

Kewajiban Setiap Orang

“Aku ini sudah tua, berusia lanjut, kekuatanku pun sudah sangat terbatas. Tapi, aku tetap memaksa diri memenuhi kewajibanku beramal, bekerja, dan berjuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi perintah Tuhan.

Aku sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, tcrutama kewajiban umat Islam”.

Kuberi Nama Muhammadiyah

Usaha berjuang dan beramal tersebut aku lakukan dengan mendirikan persyarikatan yang aku beri nama Muhammadiyah.

Dengan itu aku berharap kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad dengan mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya.

Kewajiban Muhammadiyah

“Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian”.

“Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.”

Muhammadiyah bagi Sesama

“Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap kepada Illahi Rabbi.

Aku juga berdoa berkat dan keridlaan serta limpahan rahmat karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman.”

Memajukan Muhammadiyah

“Aku berdoa agar kaum sekalian yang mewarisi, menja¬ga, dan memajukan Muhammadiyah semoga Allah SWT senantiasa mengaruniai Taufiq dan hidayah-Nya dalam mengamalkan dan memperjuangkan agama Islam yang sempurna.

Melalui usaha demikian aku berharap semoga segala macam penyakit yang selama ini menyebabkan kemunduran umat Islam dan segala macam penyakit dalam tubuh masyarakat semakin hilang sehingga tubuh masyarakat itu menjadi semakin sehat”

Tanda Mencintai Muhammadiyah

“Aku berpesan hendaklah engkau sekalian bekerja de¬ngan sungguh-sungguh, penuh kebijaksanaan, penuh kehati-hatian serta senantiasa waspada di dalam menggerakkan Muhammadiyah dan dalam mengerahkan tenaga umat.

Janganlah engkau menganggap masalah ini sebagai persoalan kecil dan sepele, persoalan Muhammadiyah adalah masalah besar. Siapa saja yang mengindahkan pesanku adalah pertanda orang yang tetap mencintai aku dan Muhammadiyah”

Tidak Menduakan Muhammadiyah

Kiai Ahmad Dahlan menyatakan bahwa untuk menjaga keselamatan Muhammadiyah, setiap warga Muhammadiyah perlu mengikuti Khittahnya agar segenap usahanya berhasil, diijabahi dan dikabulkan Tuhan.
Khittah Kiai Ahmad Dahlan itu ialah :

  1. Tidak menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain,
  2. Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik,
  3. Tidak sombang dan tidak berbesar hati jika menerima pujian,
  4. Tidak jubria (ujub, kikir, dan ria),
  5. Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni,
  6. Bersungguh hati terhadap pendirian.

Keputusan Sidang

“Hendaklah setiap warga Muhammadiyah jangan tergesa-gesa menyanggupi suatu tugas yang ditetapkan oleh sidang persyarikatan. Telitilah terlebih dahulu keputusan siding yang menetapkan engkau untuk melakukan suatu tugas apakah pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas yang telah engkau sanggupi sebelumnya.

Jika itu terjadi, hendaklah kau permudah memenuhi tugas dalam waktu yang tidak bersamaan dengan tugas lainnya, agar engkau tidak mudah mempermainkan keputusan sidang dengan hanya mengirimkan surat atau memberi tahu ketika mendapati waktu pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas lainnya yang telah engkau snggupi sebelumnya.”

Menghidupi Muhammadiyah

Kiai Ahmad Dahlan seperti memahami bagaimana perkembangan Muhammadyah dimasa depan. Dimasa itu Amal Usaha Muhammadiyah bisa melahirkan kegiatan bisnis, menjanjikan gaji yang besar dan keuntungan ekonomi kekuasaan.

Karena itu Kiai berpesan hendaknya Warga Muhammadiyah tidak mencari kehidupan dalam persyarikatan Muhammadiyah tetapi senantiasa menghidup – hidupi Muhammadiyah.

Jadilah Dokter

“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja.

Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.”

Anak Muda

“Di masa yang akan datang, anak-anak warga Muhammadiyah tidak hanya akan tersebar di seantero tanah air, tapi akan tersebar ke seluruh dunia.

Penyebaran anak-anak muda Muhammadiyah tersebut juga bukan semata-mata karena tugas keilmuan, melainkan juga akibat hubungan perkawinan.”

Dokter Perempuan

Suatu ketika, KH. Ahmad Dahlan bertanya kepada anak-anak muda perempuan Muhammadiyah,

“Apakah kamu tidak malu jika auratmu dilihat kaum lelaki?”

Anak-anak muda perempuan itu serentak menjawab bahwa mereka akan malu sekali jika hal itu terjadi. Kiai lalu berkata:

“jika kau malu, mengapa jika kau sakit lalu pergi ke dokter laki-laki, apalagi ketika hendak melahirkan anak. Jika kau memang benar-benar malu, hendaknya kau terus belajar dan belajar dan jadilah dokter sehingga akan ada dokter perempuan untuk kaum perempuan!”

Semangat BerMuhammadiyah

Hendaknya engkau tidak gampang melibatkan diri dalam perebutan tanah sehingga bertengkar dan berselisih, apalagi bertengkar dan berselisih dimuka pengadilan. Jika engkau lakukan, maka Allah akan menjauhkanmu memperoleh rezeki Tuhan.

Alasan Tidak Memenuhi Tugas

“Jika engkau meminta izin tidak melakukan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan oleh suatu keputusan sidang persyarikatan seperti untuk bertabligh, janganlah engkau meminta izin kepadaku, tapi memintalah izin kepada Tuhan dengan mengemukakan alasan-alasan. Beranikah engkau mempertanggungjawabkan tindakanmu itu kepada-Nya?”

“Jika engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut karena alasan tidak mampu, maka beruntunglah engkau! Aku akan mengajarkan kepadamu bagaimana memenuhi tugas tersebut. Tapi, jika engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut hanya karena sekedar enggan, maka tiadalah orang yang bisa mengatasi seseorang yang memang tidak mau memenuhi tugas. Janganlah persoalan rumah tangga dijadikan halangan memenuhi tugas kemasyarakatan!”

Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan Dalam Hikmah Muhammadiyah

Prof. Dr. Munir Mulkhan, SU
(Lampiran Surat PWM Jateng No. 107/II.O/A/204 tentang Nasehat dan Wasiat Kiai)

Jauhari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.